Sabtu, April 13, 2013

Metode Think-Pair-Share (TPS)

Think-Pair-Share (TPS) adalah metode pembelajaran sederhana dimana ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para murid duduk berpasangan antara tim mereka. Guru memberikan pertanyaan di dalam kelas. Murid diarahkan berfikir menuju sebuah jawaban pada pasangan mereka, kemudian teman mereka mencapai kesepakatan pada sebuah jawaban. Akhirnya, guru menanyakan untuk berbagi jawaban mereka pada saat istirahat.

Tahapan dalam metode Think-Pair-Share :
1.   Tahap pertama: Think (Berpikir)
         Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2.   Tahap kedua: Pair (Berpasangan)
         Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat berbagi ide dengan teman pasangannya jika telah diberikan suatu pertanyaan. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3.      Tahap ketiga: Share (Berbagi)
         Guru meminta pada salah satu pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa di kelas tentang apa yang mereka diskusikan. Ini efektif jika dilakukan secara bergiliran sehingga semua pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.


E.    Kelebihan dan Kekurangan TPS
                 Model pembelajaran kooperatif dengan metode Think-Pair-Share juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain :
1.      Meningkatkan daya pikir siswa.
2.      Memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk berfikir.
3.      Mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
4.      Pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri dari 2 orang.
         Selain beberapa kelebihan di atas, metode Think-Pair-Share juga memiliki kelemahan antara lain :
1.      Jika jumlah kelas sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang membutuhkan perhatian lebih.
2.      Pemahaman tentang konsep dalam setiap pasangan akan berbeda sehingga akan dibutuhkan waktu tambahan untuk pelurusan konsep oleh guru dengan menunjukkan jawaban yang benar.
3.      Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk mempresentasikan hasil diskusi karena jumlah pasangan yang sangat besar.
F.    Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
         Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS yang telah dijelaskan di atas, penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tipe TPS sebagai berikut :
1.   Pendahuluan
a.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar timbul rasa ingin tahu tentang konsep-konsep power amplifier yang akan dipelajari.
2.   Kegiatan Inti
a.    Guru menerangkan materi penguat / amplifier secara singkat.
Dalam fase ini guru menerapkan tahap thinking dengan mengajukan pertanyaan mengenai amplifier secara klasikal dan member kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan mencoba memecahkan secara individu.
b.   Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Dalam fase ini, guru membentuk kelompok yang beranggotakan dua siswa.
c.    Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar dalam tahap pairing.
Dalam fase ini, guru menerapkan tahap pairing dengan meminta siswa berpasangan untuk mendiskusikan atau menjawab pertanyaan dan memastikan bahwa anggota kelompoknya sudah mengetahui dan memahami jawabannya. Setelah itu guru berkeliling dari satu pasangan ke pasangan yang lain dan memberikan bantuan kepada pasangan yang mengalami kesulitan belajar.
d.   Guru menerapkan tahap sharing.
e.    Guru memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap seluruh hasil yang telah disajikan.
Dalam fase ini guru memanggil 2-3 pasangan secara acak untuk mempresentasikan secara sederhana hasil kinerjanya menanggapi hasil yang telah disajikan. Setelah presentasi dilakukan oleh siswa, guru menanggapi seluruh hasil kinerja yang telah disajikan.

Daftar Pustaka:


Ibrahim, dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA - University Press.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media



Tabel 2. Sintaks Pembelajaran TPS
Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1 :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 :
Think (berfikir individu)
Guru memberi umpan siswa dengan pertanyaan dan membimbing mereka untuk berfikir secara mandiri.
Tahap 3 :
Pair (berpasangan dengan teman sebangku)
Guru membentuk kelompok belajar dengan memasangkan siswa dengan teman sebangkunya serta membimbing mereka untuk berdiskusi.
Tahap 4 :
Share (berbagi / presentasi)
Guru membimbing kelompok belajar yang berpasangan untuk presentasi di depan kelas.
Tahap 5 :
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 :
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

9 komentar:

Admin mengatakan...

nice post

Imas Masyitoh Agustini mengatakan...

ada daftar pustaka nya harusnya yaa..heee

Eny Rahayu mengatakan...

sumber buku untuk yang sintaks itu apa yaa? makasih sblmnya :D

Unknown mengatakan...

terimakasih ya artikelnya sangat membantu, salam sukses

Jupex.edu mengatakan...

terima kasih ya, artikelnya sangat membantu.

alfiyahrizzya mengatakan...

syukron katsir

Haryani Indo mengatakan...

Terima kasih sangat bermanfaat.

Unknown mengatakan...

terimakasih utk informasinya. sangat membantu :)

Belajar Humas mengatakan...

Terimakasih share ilmunya, sangat bermanfaat

Posting Komentar